[Wedding Preparation] Memilih Batik dan Memilih Pasangan :)

Menurut teman-teman, apa sih peranan “buku tamu” pada suatu pernikahan?

Yang jelas, memang untuk mendata siapa saja tamu yang datang. Tapi bagi saya, buku tamu juga akan jadi salah satu pelengkap memori pernikahan, bahwa pada hari itu, ada banyak sekali orang yang datang untuk mendoakan kami. Jadiii, buku tamu juga perlu disiapkan dengan baik, supaya saya nanti bisa mengenangnya dengan baik.

Rencananya saya akan bikin buku tamu sendiri. Ini adalah desain bagian dalam buku tamunya. Saya ga terlalu jago desain, jadi agak terkesan seperti desain abal-abal, hehehe 😀

Saya pakai kertas concord warna kuning gading, yang diprint dengan printer inkjet hitam-putih biasa.

Sedangkan untuk sampulnya, saya berencana akan pakai kain batik warna coklat tua, sesuai dengan nuansa pernikahannya. 🙂

Kemarin, waktu saya beli bahan buat kebaya pager ayu di Pasar Baru, saya menyempatkan diri untuk mencari kain batik untuk baju buku tamu ini. Sayangnya saya ga punya banyak waktu, karena saya udah punya janji untuk rapat dengan teman-teman di kantor. Akhirnya saya asal pilih aja. Kalau mau ngikutin kehendak hati sih, untuk dapet satu meter kain batik aja, saya bisa keliling sampe satu jam.

Saya terpaksa harus memilih dengan cepat, karena saya hanya punya waktu 5 menit. Dari ratusan (atau bahkan ribuan) toko, saya hanya menyambangi satu toko, dan membeli 2 potong kain dengan motif berbeda secara acak.

Motif 1

Motif 2

Ini beneran deh, saya asal milih aja. Saya pilih satu motif yang agak tradisional, dan satu motif lain yang agak-agak bergaya Victoria gimanaaaaa gitu :mrgreen:

Sesaat setelah saya membayar kain-kain itu, ada sedikit rasa penyesalan dalam benak saya. “Kenapa tadi saya asal pilih? Padahal kan saya masih bisa beli lagi besok-besok, walaupun emang bakal ribet banget.” Ah tapi ya sudah lah.

Sesampainya di rumah, saya coba sampulkan motif-motif itu pada buku ukuran folio. Dan ternyata, jeng, jeng…..!

Wow, keren banget....! 😉

Ternyata saya suka sekali dengan motif tradisional yang saya pilih cepat tadi. Yang motif Victoria juga bagus, tapi kayakya agak kurang nyambung dengan tema nikahan kami yang bernuansa tradisional.

Hal ini mengingatkan saya tentang pengalaman saya dalam memilih pasangan. Dulu ada banyak sekali pilihan *sok laku kali pun :mrgreen:*, dan saya akhirnya memilih seseorang tanpa banyak pertimbangan, hanya berdasarkan feeling. Saat itu saya pikir, “Kenapa ga dicoba aja dulu? Nanti kalau ga cocok kan bisa udahan” *terus cari yang lain deh, hehehe.. :mrgreen:*

Tapi ternyata, saya telah memilih orang yang tepat sejak awal. Sama dengan kain batik ini, saya ga mau motif batik yang lain 🙂

Saya jadi semakin yakin bahwa ga semua hal di dunia ini perlu diputuskan secara logis, dan dengan banyak pertimbangan ini itu. Ada kalanya kita perlu membiarkan hati kita yang memilih… 😀

***

Update tanggal 1 Juni 2011

Saya secara ga sengaja menemukan bahwa motif batik 1 yang saya pilih adalah motif “sekar jagat”. Berikut beberapa referensi tentang motif ini:

– Sekar Jagat berarti Kembang Semesta, melambangkan ungkapan cinta dan memelihara perdamaian. Maka tak heran bila motif ini sering dikenakan dalam pesta pernikahan karena merupakan cerminan kemeriahan dan keceriaan.

– Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia.

– Dengan mengenakan motif Sekar Jagad (bunga dunia) diharapkan mempelainya dikemudian hari akan hidup dalam keserasian, baik dengan sesamanya maupun dengan lingkungannya.

Ga nyangka, ternyata motif batik yang saya pilih benar-benar tepat untuk dijadikan sampul buku tamu pernikahan, karena:

1. Cerminan keceriaan dan kemeriahan, begitulah kiranya sebuah pesta pernikahan 🙂

2. Melambangkan keragaman, sesuai dengan tamu-tamu yang akan datang, mulai dari Pak Ustad sampe preman pasar :p

3. Mendoakan keserasian hidup si mempelai, wah mau banget… 😀

Kok bisa kebetulan gitu ya? Ajaib….! :mrgreen:

***

Buat teman-teman yang penasaran dengan biayanya, harga kertas concord ukuran folio 220 gram adalah Rp 1.000,00/lembar, dan biaya printnya Rp 500,00/lembar bolak-balik). Sedangkan harga kain batik katun per meter di Pasar Baru berkisar antara Rp 25.000,00 – Rp 35.000,00.

21 thoughts on “[Wedding Preparation] Memilih Batik dan Memilih Pasangan :)

  1. widih, diundang-nggak…diundang-nggak…diundang-nggak? 🙄 *SELAMAT YA ATAS RENCANA PERHELATANNYA.

    Mudah-mudahan diberi kelancaran, keamanan, dan kebarokahan, amin.

  2. wah wah boleh nih. kebetulan saya juga lagi persiapkan wedding, hehe. kalo buku tamu nya gini, boleh donk kreasikan gimana ada ide untuk kartu undangan? klo kemarin udah cek cek ada calon desain kartu undangan gitu sih bentuknya dari kipas gitu. jadi gak kartu seperti yang umum nya. tapi undangannya di tulis di kipas gitu dengan corak batik, hehe 😛

    • iya nih, saya belum sempat cerita tentang kartu undangan… boleh juga tuh mah “kartu” undangan berbentuk kipas.. kalau saya sih pakai kartu biasa, hanya saja saya desain sendiri, hanya cetak offsetnya aja yang minta bantuan orang (karena saya ga bisa, hehehe…)

      nanti tunggu review berikutnya ya, siapa tau berguna buat mas maminx dan calon istri 😀

  3. ujung – ujung nyaloooooohh…
    ujung-ujungnya ituuu…

    Tapi ternyata, saya telah memilih orang yang tepat sejak awal.

    cieeeee…..
    [aku kek anak TK yah jadinya. hahahahah]
    sip lah calon penganten satu ini. keren idenya dari awal.

  4. Pingback: Persiapan Pernikahan E♡R: Buku Tamu Buatan Sendiri

Leave a reply to giewahyudi Cancel reply