PING!!! Woof woof… Yes, Master! Here I Come!

Ya, saya tahu, kepopuleran Android dan iOS telah membuat BB kini terpinggirkan. Tapi tidak bisa dipungkiri, masih banyak masyarakat yang setia dengan BB-nya, mungkiadn karena benar-benar setia, atau terpaksa menggunakannya karena tidak memiliki sumber daya untuk memperoleh gadget baru non-BB.

Saya salah satunya, tapi bukan karena saya setia, melainkan saya sangat bergantung pada aplikasi BBM (Blackberry Messenger)-nya yang saya manfaatkan untuk mengelola online shop. (Update: tapi saya sekarang beralih ke iPhone yang sudah dilengkapi dengan BBM, tapi saya masih menggunakan BB lama sebagai penunjang).

Bagi yang pernah jadi pelanggan BBM, pasti ngerti banget dengan yang namanya PING. Buat yang ga tau, PING digambarkan oleh blackberry.com sebagai berikut:

“When you ping a contact, the contact’s BlackBerry smartphone vibrates.”

BIsa diartikan: jika kita sedang sangat butuh kontak kita membaca pesan kita, tapi mereka tidak kunjung membacanya karena mungkin BB mereka berada pada status silent (tanpa getar), BB mereka akan bergetar seolah-olah mereka berada pada status “vibrate” bukan “silent.”

Just as simple as that.

Tapi sepertinya fitur ini disalahartikan dan disalahfungsikan oleh kebanyakan penggunanya sebagai fitur ajaib untuk “memanggil” orang yang sedang chatting dengan mereka, atau membuat orang cepat membalas chat mereka. Bagi sebagian orang, bahkan sudah tidak ada lagi istilah “urgent,” mereka menggunakannya setiap saat.

Ini contoh penggunaan saat urgent:

Sis, saya mau pesan barang X, tolong segera dibuatkan invoicenya, karena saya sebentar lagi akan ke luar kota, jadi saya hanya bisa transfer maksimal 1 jam dari sekarang.

PING!!!

Ini contoh saat penggunaan tidak urgent:

Sis, mau nanya dong tentang barang A. Barangnya ready ga? Harganya berapa ya?

PING!!!

Yang di atas ini masih oke lah. Tapi ada juga yang begini nih:

Sis, barang A ready ga?

PING!!!

Ready sis. Mau berapa?

Satu aja.

PING!!!

Oke sis. Lokasi di mana ya?

Di Jakarta

PING!!!

–> dan ujungnya cuma nanya-nanya doang, ga beli. Nilai PING-nya jadi semakin ga penting -_-

Terus terang, saya sebel banget kalo nemu customer yang kayak gini. Tapi yang paling bikin saya sebel adalah jika ada customer yang memulai percakapan dengan PING (tidak menuliskan apa-apa, hanya nge-PING!!!).

PING!!!

Ya. Ada yang bisa dibantu?

Kok kesannya saya ini anjing yang dipanggil pake bel ya? Padahal apa susahnya sih manggil nama atau nulis “selamat pagi,” “siang,” atau “sore” gitu? Kayaknya effortnya ga akan beda jauh dibanding nge-PING. Terus, kesannya kalo ga pake PING tuh saya ga akan bales BBM-nya mereka gitu.

Terkadang, kalo saya lagi sebel banget (misal: lagi PMS, hehehe), saya menulis status seperti ini di BBM:

PING seperlunya saja ya, pasti saya balas BBM-nya

Biasanya kalo saya udah pasang status seperti ini, oknum-oknum itu langsung berhenti PANG-PING-PONG. Tapi besoknya mulai PANG-PING-PONG lagi….. Emang udah habit kali -_-

Uniknya, fenomena PANG-PING-PONG berhubungan dengan tingkat pendidikan dan kematangan seseorang. (Sori ya, saya ga bermaksud menciptakan diskriminasi, saya cuma mencoba mendeskripsikan suatu fenomena yang saya amati aja.) Biasanya customer saya yang berprofesi sebagai dokter, dosen, atau pengusaha gitu ga pernah nge-PING kalo ga urgent. Pernah sih sekali-kali, biasanya karena ga sengaja dan mereka langsung minta maaf dan bilang kalo itu ga sengaja. Terus biasanya yang suka PANG-PING-PONG ini lebih cenderung pake bahasa alay yang kadang saya ga ngerti. Dan juga cara bertutur katanya cenderung kurang sopan. Ya memang kesopanan itu relatif ya, tapi saya bisa bilang mereka “cenderung kurang sopan” dibandingkan customer lain.

Yah, memang namanya orang beda-beda…. Ada yang menganggap kesopanan dalam bertutur kata itu penting, ada juga yang tidak. Ada yang menganggap tukang jualan online shop itu sejajar dengan mereka, ada juga yang menganggap sejajar dengan jongos, jadi “lebih cocok” diperlakukan secara tidak sopan. Saya sih ga peduli, itu urusan masing-masing orang… Cuma hati kecil saya sedikit terganggu manakala saya di-PING tidak pada tempatnya.

Perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi saat ini memang memberi manfaat tersendiri bagi masyarakat kita yang notabene belum banyak terjun atau baru berkenalan dengan dunia ini. Sayangnya etika berkomunikasi masyarakat kita tidak berkoevolusi dengan meningkatnya daya beli mereka dan menurunnya harga gadget. Sepertinya etika itu memang tidak akan berkoevolusi, karena berhubungan erat dengan karakter seseorang, dan semua setuju lah ya kalo karakter masyarakat negeri ini bobrok tingkat tinggi. Jadi sepertinya karakter-karakter alay itu akan terus melekat pada diri mereka.

Jadi yang bisa saya lakukan jika menemui customer semacam itu adalah bersabar saja. Itu sudah resiko -_-

*Jarang update blog, sekalinya ngupdate malah nulis yang beginian, hahaha*

10 thoughts on “PING!!! Woof woof… Yes, Master! Here I Come!

  1. hahaha, ini sih bukan ga penting sis. Kami para penjual mobil bekas yang memanfaatkan BB untuk bisnis justru mengalami apa yang disebutkan dalam artikel ini. Bisa dibilang ini curhatan hati pengguna BB. Padahal biasanya smartphone pun ada pilihan untuk “vibrate” ketika ada pesan baru masuk.
    PING!!! dulu ah :p

  2. Perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi saat ini memang memberi manfaat tersendiri bagi masyarakat kita yang notabene belum banyak terjun atau baru berkenalan dengan dunia ini

  3. Sepertinya etika itu memang tidak akan berkoevolusi, karena berhubungan erat dengan karakter seseorang, dan semua setuju lah ya kalo karakter masyarakat negeri ini bobrok tingkat tinggi.

Leave a comment