Saat Keti* Tidak Bisa Memilih

*) Keti = Ketiak = Ketek = Kelek = Armpit (siapa tau ada yang ga tau apa itu “keti”)

Kemarin saya jalan-jalan ke blognya sista Nilla. Ada satu postingannya yang membuat saya merasa agak horor dan sempat tidak bisa mengalihkan perhatian selama beberapa saat setelah membacanya, yaitu tentang tumor payudara. Sebagai cewe (walaupun saya ini adalah cewe jadi-jadian), apalagi kemarin adalah Hari Kartini (sok dihubung-hubungin), saya merasa perlu untuk mempelajari hal ini lebih lanjut.

Rasa penasaran tersebut menyeret saya untuk surfing di beberapa situs kesehatan dan mencari tahu tentang cara pencegahan kanker payudara. Di antara situs-situs yang isinya hampir semua seragam, ada 1 situs yang menurut saya menarik (ujung-ujungnya baru ketauan kalo itu situs terjemahan dari Bahasa Inggris, hehehe…), yang menyebutkan bahwa kebiasaan mencukur bulu ups rambut keti dan memakai deodoran anti-perspirant** ternyata bisa memicu terbentuknya sel kanker payudara. What??!!

**) anti-perspirant: zat yang menghalangi keringat keluar dari tubuh (siapa tau ada ga bisa Bahasa Inggris, hehehe…)

Jadi katanya gini, ada 2 bahaya yang ditimbulkan oleh kebiasaan-kebiasaan tadi. Pertama: adalah sudah fitrahnya bahwa keringat harus keluar dari tubuh, sambil membawa racun-racun dan zat yang tidak berguna bagi tubuh kita. Jika dihalangi, maka keringat akan menumpuk pada kelenjar keringat, begitu pula racun-racunnya. Nah, si racun-racun ini kalau udah numpuk bisa jadi kanker dan menjalar ke payudara.

Kedua, udah pada tau belom kalo rambut keti tuh tugasnya menghalangi zat asing yang masuk ke dalam tubuh? Buat yang belum, silakan terkaget-kaget (apaan sih, ga jelas banget!). Berarti kalau kita cukur habis mereka, kita telah kehilangan 2 (atau 2 ribu?) body guard di tubuh kita. Artinya peluang zat-zat asing masuk ke tubuh kita jadi lebih besar. Apalagi kalo dari proses nyukurnya timbul luka di keti, trus abis itu kita pakein anti-perspirant, udah deh, racun-racun kimiawi dari anti-perspirant pasti langsung masuk ke dalam tubuh kita. Saya pernah punya pengalaman, abis dicukur, keti terasa agak perih, trus abis dipakein anti-perspiran, jadi perih banget, sampe loncat-loncat gitu nahan perihnya.

Kalian biasanya nyukur ketinya gimana? Pake wax atau pake pisau silet yang model iklannya si Choky Sitohang? Kalau pake pisau silet (mau yang merek si Choky atau bukan), maka sebaiknya kita kurangi intensitas penyukuran rambut keti, karena dari penggunaan pisau silet, pasti akan dihasilkan luka (walaupun keciiiil banget). Misalnya keti dicukur kalo pas mau renang aja, atau pas mau pake baju u can see gitu. Jangan tiap hari….

Saya jadi mikir-mikir lagi, kenapa sih di kehidupan ini ada perilaku mencukur rambut keti dan memakai deodoran anti-perspirant? Pasti gara-gara ada tanggapan bahwa cewe yang ketinya berambut lebat tuh kampungan, atau cewe yang bajunya basket (basah ketek) tuh jorok, dll dsb. Padahal kan sebenernya ga juga. Emangnya ada undang-undang yang mengatur tentang perketian?

Saya sendiri baru menyadari hal itu sekarang. Saya baru sadar bahwa saya melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut semata-mata hanya untuk memperhatikan penampilan, tanpa memperhatikan kesehatan. Saya baru sadar bahwa selama ini saya telah bertindak semena-mena pada si keti. Padahal kan si keti sudah beritikad baik dengan memberikan fasilitas pemanjangan rambut. Coba bayangkan kalo panjang rambut keti cuma segitu-gitu aja, nanti kalo ada rambut yang bercabang gimana?

Nah, balik lagi ke cerita kemaren. Balik dari kantor (yang sebenernya kantor-kantoran), saya langsung bergegas ke supermarket untuk beli bedak. Saya pengen buang deodoran anti-perspirant saya, dan saya ganti perannya dengan bedak.


Lah, itu ATM Mandiri hubungannya apa? Ga ada, cuman pengen pamer aja kemarin baru pindah rekening ke Mandiri, hehehe.

Supaya blog ini tidak terkesan nyampah, saya akan sertakan beberapa tips bagi para cewe yang mau beralih fokus pada keti, dari kecantikan menuju kesehatan (sebenernya hanya rangkuman dari tulisan di atas):

  • Supaya ga basket, bukan berarti kita harus menahan keringat supaya ga keluar. Basket bisa dihindari dengan menggunakan bedak, karena bedak bisa menyerap keringat. Artinya, pake deodoran dan pake bedak sama-sama aja hasilnya: sama-sama wangi, sama-sama ga basket, cuma ya kalo bedak jadi agak burket (bubur ketek) aja, hohoho… Efek ke baju juga masih lebih bagus bedak dibanding anti-perspirant.
  • Supaya tetap bersih, sabuni keti saat mandi. Bagi cewe jadi-jadian seperti saya, yang mandinya paling lama 10 menit, mungkin keti jadi bagian yang kurang diperhatikan dan tidak jadi prioritas saat mandi. Kalau ketinya bersih, maka jumlah keringat jadi ga penting.
  • Jangan cukur keti terlalu sering, kecuali kalo udah mengganggu. Biarkanlah mereka bebas menari-nari menikmati indahnya hidup. Kalopun harus dicukur, cukurlah secara hati-hati, jangan sampai ada luka pada keti, dan usahakan tidak menggunakan produk kimiawi apapun pada keti setelah dicukur.
  • Tidak usah merasa kecil hati ketika diejek dan dihina sebagai cewe kampungan dan ga gaol getoh karena basket atau burket. Kalo kamu tipe pendiam, cukup bersabar dan hibur dirimu sendiri. Tapi kalo kamu tipe misionaris, ungkapkan saja argumentasi-argumentasi yang kamu kuasai, supaya mereka jadi mengerti. Dan jika kamu tipe penyerang, katakan saja bahwa orang yang kerket (kering ketek) tapi ga peduli sama kesehatan tubuhnya lah yang sebenarnya kampungan dan ga gaol getoh (sambil sendawa, hahaha…).
  • Yah gitu deh. Be your selp aja lah.


Andai saja tren mode kembali ke era 80-an, saat keberadaan rambut keti dianggap sebagai sesuatu yang indah… saat Eva Arnas dan teman-teman sejawatnya dengan bangga memamerkan ketinya yang berambut lebat… Dan andai saja keti bisa memilih, pasti dia memilih untuk hidup bebas tanpa racun dan luka. Keti memang tidak bisa memilih, tapi si empunya keti bisa memilih.

Jadi bagaimana, pilih dianggap cantik sekarang tapi berbaring di rumah sakit saat tua nanti, atau dianggap aneh sekarang tapi sehat saat tua nanti? Tapi ah, cantik dan aneh itu kan relatif… lagi pula ga ada undang-undangnya.

11 thoughts on “Saat Keti* Tidak Bisa Memilih

  1. kata dokterku, sebenernya penyebab kanker itu banyak banget, me.makan makanan yg dibakar2 atau yg digoreng2, minum multivitamin atau suplemen (aku jg baru tau, loh!), kurang makan buah (apalagi pepaya), terbiasa minum kopi, begadang, stress (lagi2 deh stress jd penyebab penyakit ini-itu), dll.intinya sih, pola hidup yg tidak sehat.kalo soal pake deodoran, aku malah bisa dibilang jaraaaang banget make.dan soal nyukur bulu keti (hihihi…) jg kalo pas lg inget aja. ;Pjd, emang ngebenerin pola hidup sih cara yg paling ampuh buat terhindar dr kanker.itu pun ga bisa 100% dianggap aman jg.soalnya, kalo keluargamu ada yg terkena kanker, berarti kamu jg berpotensi terkena kanker.karena kadar apa gitu namanya… (lupa gw ;P) di dlm tubuh dlm 1 garis keturunan adalah sama.bahkan, manusia sebenarnya berpotensi terserang rumor 3x di sepanjang hidupnya.jd kalo misalnya hari ini tumornya jinak, mengecil, dsb…bisa jd loh lain waktu dia nambah dan nambah lg. :)so, ayo mulai benerin pola hidup! ;)emang hari gini tuh banyak bgt penyakitnya. :))

  2. memang benar nil, pola hidup terutama pola makan jadi penyebab utama kanker.. tapi gua pengen mengulik sisi lain yang mungkin ga kepikiran :)thanks neng udah nambah info.btw, gua setuju, komen lu yang ini adalah yang terpanjang dalam sejarah :p

  3. Ahahahaha~ LOLSerius jaman 80-an pernah booming keti lebat? :DBtw, saya yang cowok ini pake deodoran roll-on, dan anehnya keringat saya terus keluar dari keti ketika beraktivitas. Normal ga ya? Dan memang berkat deodoran itu, keti jadi ga bau. 😀 Pernah juga baca artikel, jangan memakai deodoran yang mengandung bahan "aluminium chlorohydrate". Tapi, saya udah nyari di seluruh toko (lebay) di Bandung ini, merek apapun jenis apapun, semuanya mengandung bahan itu!! What the…. >.<' Jadi musti gimana?

  4. @asop: iya, pernah, heuheu… coba buka inikalo masih keluar, berarti emang produksinya lagi banyak banget.. tapi itu bukan berarti ga ada keringat yang tertahan loh… saya juga kadang gitu, terutama kalo lagi olahraga…mendingan ikutin saran saya aja: pake bedak, hehehe :p

  5. hmm,,,masalah bulu ketiak,,,seingatku, dr sejak aku lahir aku hny sekali mencukur buku ketiak 😀 itupun wkt masih SMA.habis itu ga pernah.Pertama krn alasan malas,Kedua krn alasan sulit,Ketiga krn alasan lain yg mengada-ada. heheheCuman, aq jg masih ingat dan agak ragu knp justru tdk mencukur atau mencabutinya saja dikarenakan ada sebuah khabar:"Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ وَإِعْفَاءُ اللِحْيَةِ وَالسِّوَاكُ وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ وَقَصُّ اْلأَظْفَارِ وَغَسْلُ الْبَرَاجِمِ وَنَتْفُ اْلإِبْطِ وَحَلْقُ الْعَانَةِ وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ. قَالَ زَكَرِيَّاءُ: قَالَ مُصْعَبٌ: وَنَسِيْتُ الْعَاشِرَةَ، إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ الْمَضْمَضَةُ.“Sepuluh perkara berikut ini termasuk perkara fithrah yaitu memotong kumis memanjang jenggot siwak istinsyaq memotong kuku mencuci ruas-ruas jari mencabut bulu ketiak mencukur rambut kemaluan dan istinja.”SY yakin khabar di atas pasti ada hikmahnya. Namun, aku tidak melakukannya krn memang males dan sulit saja :Dso, gmn dong?

  6. @ahmed: wah, makasih ya, sampe ada dalilnya segala..kan saran saya bukan dilarang, tapi dikurangi.. trus kalo abis dicukur, jangan langsung pake produk berbahan kimia sintetis..kalo males, minta dicukurin aja.. mudah2an ada yang mau bantu, hehehe..

  7. pernah nyoba deodorant merek R warna merah tapi keti ku jadi gatel banget, akhirnya pindah ke merk lain dan biasanya pake deodorant 2 hari sekali aja biar ketinya bisa bernafas. sekalian cukurnya juga beberapa hari sekali gitu infonya bagus Rime 🙂

Leave a comment